Universitas Terbuka (UT) sebagai penyelenggara pendidikan tinggi terbuka dan jarak jauh (PTTJJ) selalu mengedepankan mutu dan layanan pembelajarannya. Salah satu bukti kualitas penyelenggaraan PTTJJ UT dapat dilihat dari nilai Akreditasi Perguruan Tinggi (APT). Nilai Akreditasi Perguruan Tinggi sangatlah penting sebagai wujud jaminan mutu pendidikan tinggi yang diselenggarakan UT yang akan menjadi salah satu pertimbangan bagi calon mahasiswa dalam memilih UT sebagai tempat kuliah. Predikat Akreditasi Perguruan Tinggi diukur dengan berbagai indikator antara lain kurikulum pendidikan, standar sarana dan prasarana pendidikan, sistem tata kelola akademik, kualitas SDM, hingga pencapaian Tri Dharma.
Sebagai upaya menjaga dan meningkatkan mutu pendidikan serta layanan, pada Kamis, 16 Mei 2024 telah dilaksanakan Asesmen Lapangan APT UT secara hybrid. Acara ini diselenggarakan secara luring di Auditorium Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Kantor Pusat UT yang dihadiri Rektor, Prof. Dr. Paulina Pannen, M.Ls. dan Prof. Aminudin Zuhairi, Ph.D. (perwakilan para senior UT), para dekan, para direktur, Ketua LPPM, Kepala Kantor Penjaminam Mutu (KPM), para Kapus, Kepala UPPDJI, para Wadek Bagian Akademik, para staf ahli rektorat, tim penyusunan Borang dan Evaluasi Diri. Sedangkan secara daring dihadiri para Kaprodi, para Direktur dan manajer UT Daerah.
Tim Asesor Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) yang bertugas melaksanakan asesmen lapangan APT di UT adalah Prof. Dr. Angkasa, S.H., M. Hum. (Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman), Prof. Dr. Mulyono Baskoro, M.Sc. (Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB), Prof. Dr. Indrianty Sudirman, S.E., M.Si. (FEB Universitas Hasanuddin), dan Dr. Muhammad Rohmadi, S.S., M.Hum. (Universitas Sebelas Maret). Para asesor didampingi staf dari BAN-PT yaitu Ambar Setyaningsih.
Pada kesempatan tersebut, Rektor UT Prof. Ojat Darojat, M.Bus., Ph.D. menyampaikan sambutan yang antara lain mengungkapkan terkait Visi dan Misi UT. Sebagai Perguruan Tinggi Negeri ke-45 di Indonesia yang diresmikan pada 4 September 1984 berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 41 Tahun 1984. Rektor UT menyampaikan, visi UT adalah menjadi Perguruan Tinggi Terbuka dan Jarak Jauh (PTTJJ) berkualitas dunia. Adapun Misi UT adalah; 1) Meningkatkan daya tampung pendidikan tinggi negeri; 2) Meningkatkan pemerataan akses pendidikan tinggi yang berkualitas dunia; 3) Mengembangkan budaya belajar sepanjang hayat; 4) Mendiseminasikan hasil kajian keilmuan dan pendidikan jarak jauh untuk mendukung pembangunan nasional dan global.
Rektor pun menyampaikan kualitas proses penyelenggaraan PTTJJ dipelihara dengan sertifikasi dari the International Council for Open and Distance Education (ICDE) dan dalam operasionalisasinya dituangkan dalam milestone tahapan strategis 2021-2035 mulai Tahap I (2021-2025) menuju Integrasi jejaring Cyber University, Tahap II (2026-2030) menuju Ekosistem Pendidikan Digital, dan Tahap II (2031-2035) menuju Ekosistem Digital yang Tangguh. Dalam diskusi antara para asesor dan para pimpinan yang hadir secara luring, terdapat beberapa hal terkait bagaimana solusi UT dalam menghadapi berbagai kendala untuk menjaga kualitasnya, apa program-program operasional sebagai turunan dari Rencana Strategis UT, juga apa program-program besar UT setelah berubah status menjadi Perguruan Tinggi Badan Hukum (PTN-BH) dari status sebelumnya Pengelola Keuangan Badan Layanan Umum (PK-BLU).
Prof. Dr. Mohammad Imam Farisi, M.Pd., Kepala Kantor Penjaminan Mutu (KPM) UT menyampaikan bahwa UT selalu menjaga manajemen mutu penyelenggaraan PTTJJ-nya, sedangkan kendala mewujudkannya antara lain terkait ketersediaan SDM. Untuk itu dibutuhkan upaya mitigasi risiko dalam menjaga quality enhancement berupa pengembangan format legal untuk penyelenggaraan proses pembelajaran e-learning UT yang antara lain perlu disinkronkan dengan kebijakan Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Ditjen Belmawa) .
Dalam diskusi tersebut, Sekretaris Majelis Wali Amanat (MWA) UT, Dr. Ake Wihadanto, S.E., M.T. menyampaikan wujud transformasi UT PTNBH, antara lain perombakan bidang kelembagaan, SDM, maupun akademik. Dalam bidang akademik, misalnya, UT telah melakukan lompatan peningkatan Indikator Kinerja Utama (IKU) Perguruan Tinggi menuju World Class University (WCU). “Salah satunya yaitu pencapaian akreditasi internasional oleh Program Studi-Program Studi yang ada dalam mengimplementasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi,” tegas Ake.
Dalam hal wujud inovasi transformasi UT PTN-BH, Rektor juga menambahkan, UT telah melakukan sinergi internasional dengan perguruan-perguruan tinggi di luar negeri, misalnya dengan Chungbuk National University dan Yeungnam University untuk pengembangan Prodi Entrepreuneurship dan program-program MBKM, misalnya untuk program magang, pertukaran atau lanjut studi untuk dosen dan mahasiswa, maupun untuk riset bersama. UT juga telah berkolaborasi dengan Coursera dan IDX untuk memperkaya bahan pembelajarannya. Rektor juga menegaskan, “Setelah menjadi PTN-BH, UT akan terus meningkatkan layanannya menjadi lebih cepat, UT akan terus berproses menjadi lebih baik, dan biaya pendidikan UT diupayakan tetap terjangkau”. Terkait biaya pendidikan, Pak Ake pun menambahkan, “UT telah mengelola endownment fund yang digunakan untuk peningkatan performa penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi, peningkatan proses pembelajaraan yang lebih berkualitas, juga menjaga efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan pendidikan tinggi.” Sedangkan Ketua Senat Akademik UT Prof. Dr. Chanif Nurcholis, M.Si. menyampaikan salah satu wujud pengembangan program-program UT setelah menjadi PTN-BH antara lain pengembangan Prodi-Prodi yang dibutuhkan masyarakat yang layanan pembelajarannya didukung dengan perangkat teknologi informasi untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa.
Dalam sesi diskusi antara asesor dan pimpinan itu pula, Dr. Muhamad Rohadi, S.S., M.H., salah satu asesor lapangan menyampaikan Rencana Strategi (Renstra) UT harus menjadi rujukan dari setiap komponen dari tiap jabaran program Tri Dharma PT. Pertanyaan beliau terkait perbedaan UT dengan PT konvensional pun dijelaskan oleh Pak Rektor, ”Perbedaan UT dan Perguruan Tinggi Konvensional adalah pada sistem pembelajarannya yang fleksibel dan akses layanannya yang menjangkau seluruh pelosok wilayah. UT nomor 1 untuk penyelenggaraan PTJJ, dan kini UT makin diminati dan menjadi pilihan masyarakat terbukti jumlah mahasiswa UT yang makin banyak. Dengan demikian UT yang terbaik untuk memenuhi kebutuhan pendidikan tinggi masyarakat”.
Pada akhir diskusi, Dr Rohmadi pun memberikan masukan bahwa hasil evaluasi diri yang disampaikan para asesor diharapkan dapat menjadi acuan bagi pengembangan kualitas penyelenggaraan PTTJJ UT yang lebih baik ke depannya. Dalam hal ini, semua unit yang ada di UT harus siap bersinergi untuk be better, sehingga kekuatan UT untuk mengakses pendidikan tinggi untuk semua masyarakat bisa makin terwujud. Dr Rohmadi menegaskan, ”Ke depan, UT akan lebih bisa menyinari dunia, lebih bermaslahat bagi masyarakat”.
Tahapan selanjutnya dari asesmen lapangan setelah sesi diskusi adalah dilakukan tahapan sinkronisasi data melalui wawancara asesor lapangan dengan para dosen, karyawan/tendik, pengguna, mahasiswa, alumni, dan mitra.
Hal yang paling krusial dari asesmen lapangan APT UT ini adalah saat dibacakan Berita Acara oleh tim Asesor dan diskusi hasil Berita Acara antara tim asesor, pimpinan UT, dan tim akreditasi. Puji syukur kunjungan asesmen lapangan oleh para asesor Akreditasi Perguruan Tinggi (APT) UT telah berjalan lancar, semoga hasil asesmen lapangan tim asesor ini sangat memuaskan sesuai harapan seluruh civitas akademika UT, yaitu mendapatkan akreditasi terbaik.
Dalam akhir sesi asesmen, Prof. Angkasa dan Prof. Indrayani menyampaikan, “Para asesor akan ikut bangga apabila UT makin baik ke depannya, karena UT adalah milik bangsa Indonesia, milik kita bersama.” Sedangkan Wakil Rektor (WR) Bidang Akademik, Dr. Mohamad Yunus, S.S., M.A. menyampaikan, “Indahnya proses Akreditasi Perguruan Tinggi terhadap UT. Para asesor lapangan UT yang hadir sangat membanggakan, karena adanya rasa memiliki dan keinginan UT menjadi lebih bagus ke depannya”. WR Bidang Akademik menambahkan pihak manajemen UT menyadari ada banyak hal yang harus diperbaiki, antara lain terkait integrasi Rencara Strategis UT dan peningkatan jumlah dosen pada kompetisi dana riset di skala nasional. Merespons masukan-masukan para asesor antara lain tentang rencana pengembangan jangka panjang (RPJP), tata kelola, dan masukan tentang upaya UT menuju World Class University (WCU), Yunus menyatakan bahwa semua menjadi masukan berharga bagi UT. Beliau pun mengakhiri sesi tanggapan, “Pada tahun 2025, UT akan bergerak menuju apa yang menjadi masukan, insyaallah ke depannya UT akan makin baik dan lebih membanggakan.”